Minggu, 31 Januari 2016

Prototype Kendaraan Taktis War-V1 Buatan BDLtech Dari Balikpapan - Kalimantan Timur

WAR-V1


War-V1 namanya, ini adalah prototipe ranpur karya Anak Bangsa yang ide rancangannya merujuk ke ikon robot Megabots (Amerika) dan Kuratas (Jepang). War-V1 memang dirancang sebagai robot hybrid tactical vehicle, dapat digerakkan lewat remote atau dikendalikan langsung oleh seorang awak. Dengan mengusung keunggulan lapis baja dan roda rantai, TNI AD pun mulai melirik konsep ranpur futuristik ini.
Dalam beberapa hal, War-V1 ada kemiripan dengan Bozena, ranpur penghancur ranjau milik Yon Zipur TNI AD, yakni berbasis robotic dalam platform kendaraan. Bagi yang belum kenal War-V1, konsep prototipe ranpur ini dibuat oleh startup BDLTech dari Balikpapan, Kalimantan Timur. Hebatya, penggarapan prototipe hanya dilakoni oleh tiga orang. “Mulai dari dari desain (2,5 bulan), pengerjaan fisik (11,5 bulan) elektronik, dan finisihing yang masih berlangsung sampain saat ini, semua dilakukan oleh tim internal kami,” ujar Bachtiar Dumais Laksana, direktur CV BDLTech.
IMG-20160126-WA0006 - Copy
Lantas apa saja kecanggihan War-V1? Oleh perancangnya, War-V1 disasar sebagai blocker, backup dan sweeper untuk eskalasi peperangan menengah. Bekal senjata utama yang diusung adalah Minimi 5,56 mm, jenis SMR (Senapan Mesin Regu) yang punya kemampuan dual feed system. Bactiar Dumais yang juga mengurusi desain fisik dan mekanis War-V1 menyebut bahwa Minimi dipilih karena dual mode sistem otomatis yg dimilikinya, sehingga modifikasi control elektronis jadi sangat mudah. “Kapasitas jumlah magasin juga menjadi pertimbangan kami, cadangan hingga lebih dari 2.000 peluru akan membantu unit dalam aplikasi lapangan,” kata Bachtiar.IMG-20160127-WA0010 - CopyIMG-20160126-WA0004 - Copy - Copy
Masih soal Minimi, senjata ini juga dipandang punya dimensi yang paling pas dengan desain War-V1. Berlaku layaknya robot, reload peluru ke senjata juga akan dipersiapkan otomatis. Dalam desain fisiknya, kantung magasin dapat dibuka dan pasang dari dalam kendaran sehingga mekanisme reload dapat dilakukan dengan mudah dan aman. Senjata lain yang ditawarkan War-V1 yakni peluncur roket tipe fixed tubular dengan jangkauan 1,8 km.
Untuk menjalankan misi tempur, nantinya War-V1 akan dipasangkan plat baja berukuran 3 mm di sekeliling bodi. Targetnya War-V1 akan menggunakan plat baja laterit milik LIPI (Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonsia) dengan ketebalan antara 5 – 7 mm. Namun sampai saat ini diakui pihak BDLTech belum berhasil mendapat akses untuk memperolehnya. Secara umum, robot War-V1 disiapkan untuk menahan terjangan proyektil hingga kaliber 7,62 mm.IMG-20160126-WA0009 - CopyIMG-20160126-WA0007 - Copybdl
Modus kendali War-V1 dirancang hybrid, bila menggunakan remote (wireless) saat ini baru bisa menjelajah sejauh 1 km. Sementara dengan awak (manned) combat radius mencapai 8 km. Untuk transmisi kendali saat ini masih menggunakan radio frekuensi biasa. Kedepan ada keinginan untuk memodifikasi pengiriman sinyal dengan digital, atau kendali lewat WiFi yang mendukung anti jamming. Sementara untuk pengindraan, War-V1 mengandalkan kamera IR Color Digital dan CCD CCTV. Sebagai interfacenya 3 x 9 inchi DC monitor.
Dapur pacu War-V1 disokong dari baterai Hybrid 2xBLDC (Brushless Direct Current) Motor, 48 Volt DC 5600 RPM. Dengan kondisi baterai full, combat duration War-V1 bisa mencapai 90 menit. Melaju bak tank, War-V1 mengusung roda rantai jenis leafchain merek D.I.D Japan Full Baja, ukuran RS 100, dan main/idler roller sprocket 7inch (Custom Manual). Agar ramah digunakan di medan aspal, sisi rantai bagian luar dilapisi karet konveyor 3ply.
Sembari terus dilakukan penyempurnaan, dalam waktu dekat, yakni bulan Maret 2016 War-V1 akan dipamerkan dalam ajang Balikpapan Fair dan diperlihatkan ke Kodam VI Mulawarman. Tahap berikutnya War-V1 akan mendarat di Pulau Jawa, yaitu ke Batalyon Kavaleri 8 di Pasuruan, Jawa Timur. Pihak BDLTech juga terus melebarkan sayap dan membangun relasi untuk mencoba melakukan demo War-V1 ke institusi TNI lain.IMG-20160126-WA0011 - CopyIMG-20160126-WA0017 - Copy
Salah satu tantangan terberat dalam implementasi robot ini adalah di vertical obstacle yang belum sesuai harapan. Di tangan kerja kreatif Bachtiar Dumais, bersama Adhitya Wishnu Pratama, dan Muhammd Iqabal di tim BDLTEch, menjadi bukti bahwa anak muda Indonesia bisa ikut memberi andil dalam membangun kemandirian alutsista. Tentu besar harapan ada respon yang positif dari pemerintah atas inovasi mereka. 
Spesifikasi War-V1
– Kru : Unmmaned/manned (1 personel)
– Berat kosong: 710 kg
– Berat penuh: 940 kg
– Panjang : 1.952 mm
– Lebar: 1.681 mm
– Tinggi: 1.652 mm
– Mesin: Baterai Hybrid 2xBLDC (Brushless Direct Current) Motor
– Combat radius max: 8 km
– Combat duration: 90 menit
– Horizontal obstabcle max: 340 mm
– Hole obstacle max: 600 mm
– Kamera: IR Color Digital
– Senjata: FN Minimi 5,56 mm

Jumat, 29 Januari 2016

Bangkitnya Industri Pesawat Indonesia


N-219
Jakarta– Industri komponen pesawat dalam negeri terus dikembangkan untuk mengikuti tumbuhnya industri kedirgantaraan nasional. Para pelaku berkomitmen meningkatkan tingkat kandungan dalam negeri (TKDN) hingga 60 persen.
Ketua Indonesia Aircraft and Component Manufacturer Association (Inacom) Andi Alisyahbana mengatakan, kini terdapat 31 anggota asosiasi yang fokus mengembangkan komponen dalam pesawat, untuk memenuhi kebutuhan industri. Adapun anggota Inacom seperti PT Dirgantara Indonesia, telah bisa membangun struktur pesawat.
Ada juga perusahaan yang telah bisa membuat interior pesawat, meski belum semua. Indonesia mempunyai banyak tenaga kerja terampil yang bisa memberikan nilai jasa di industri komponen pesawat terbang.
Pada industri komponen pesawat terbang, nilai jasanya sangat tinggi. Andi Alisyahbana, 25/1/2016 mencontohkan, satu baut saja memiliki nilai jasa keahlian pelaku, bukan hanya dari sisi material.
n-245 ptdi
”Jadi, kami yakin komponen kedirgantaraan buatan dalam negeri, pasti harganya akan kompetitif,” ujarnya. Ada beberapa anggota Inacom yang khusus membangun komponen pesawat N-219. Mereka, masih terus melalui tahapan-tahapan kualifikasi sampai pesawat tersebut mendapatkan sertifikasi pada 2017 mendatang.
”Kami targetkan kandungan dalam lokal N-219 mencapai 60%,” ujarnya. Sementara, Dirjen Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi, Elektronik Kementerian Perindustrian I Gusti Putu Suryawirawan mengatakan, pemerintah mendukung semua upaya itu, termasuk pembentukan Aerospace Design Center di Institut Teknologi Bandung (ITB), sebagai sarana pusat desain pesawat udara beserta komponennya.
“Pusat studi itu juga membuat kajian terhadap peluang terbentuknya Kawasan Industri Kedirgantaraan yang bisa diwujudkan di Kawasan Bandar Udara Internasional Jawa Barat (BIJB) Kertajati,” ujarnya.
”Untuk pesawat tertentu yang industri dalam negeri belum mampu membuatnya, maka pembelian terhadap pesawat luar negeri, harus diikuti peningkatan kualitas industri kedirgantaraan nasional”, saran Andi.
Saat ini pemerintah sedang membangun purwarupa pesawat N219 yang pelaksanaan roll out-nya telah dilaksanakan 10 Desember 2015. Rencananya, Mei 2016, pesawat tersebut melakukan first flight .
Selanjutnya pemerintah akan mengembangkan pesawat N245 berkapasitas 50 orang, N270 dengan kapasitas 70 orang, serta pesawat tempur IFX. Pemerintah juga mendukung pengembangan pesawat R-80 yang saat ini dikembangkan oleh PT Regio Aviasi Industri.
Koran-sindo.com

615 Pati dan Pamen TNI Ikuti Uji Ketangkasan Militer di Karang Pilang

BERITA SURABAYA – Sebanyak 615 Perwira Tinggi (Pati) dan Perwira Menengah (Pamen) TNI AD, TNI AL dan TNI AU peserta Apel Komandan Satuan (Dansat) TNI tahun 2016, mengikuti Uji Ketangkasan Militer sebagai rangkaian kegiatan Apel Komandan Satuan (AKS) TNI tahun 2016 di Bumi Sarang Petarung Marinir, Karang Pilang Surabaya,Jawa Timur, Rabu (27/1/2016).  
T
Lomba Ketangkasan Militer yang dilaksanakan di hari kedua pelaksanaan Apel Dansat TNI ini terbagi dalam 37 Tim, dimana masing-masing tim merupakan gabungan dari ketiga Angkatan.
Semua materi latihan ketangkasan militer yang dilombakan atau dipertandingkan ini, adalah untuk mengingatkan dan menyegarkan kembali dasar-dasar keprajuritan ketiga Angkatan, seperti melintasi/mengatasi medan yang sulit dengan teknik penyebrangan dengan melintasi titian tali satu dan dua, dayung, rayapan tali satu. Selain itu, juga melakukan lempar pisau/kapak, dan naik turun jaring.
Disamping itu juga, ada materi teknik dasar menembak senapan dan pistol serta kecepatan mendirikan tenda parasut. Lomba yang dikemas dalam bentuk Fun Game tetap mengacu dan berpedoman kepada dasar-dasar teknik kemiliteran dalam setiap materi lomba.
Terkait pelaksanaan AKS TNI yang baru pertama kali dilaksanakan, Panglima TNI Jenderal TNI Gatot Nurmantyo menegaskan bahwa, TNI yang kuat, hebat dan professional itu diperlukan pemimpin-pemimpin yang handal. Pemimpin yang handal adalah pemimpin yang mampu memberikan contoh tauladan, yang mau bersama-sama dengan prajuritnya.
“Saya kumpulkan disini, kita mengadakan Apel Komandan Satuan dan mendengarkan pembekalan dari mantan Panglima TNI seperti Jenderal TNI (Purn) Try Sutrisno, Marsekal TNI (Purn) Djoko Suyanto, Jenderal TNI (Purn) Joko Santoso, dan Laksamana TNI (Purn) Agus Suhartono. Mereka adalah pendahulu-pendahulu kami, sehingga mereka melihat dari luar apa yang mereka beliau-beliau harapkan terhadap TNI kedepan,” kata Panglima TNI Jenderal TNI Gatot Nurmantyo.
“Permainan ini adalah permainan militer dasar. Ada naik perahu karet, kemudian membalikan perahu, karena ada serangan udara sembunyi dibalik perahu, setelah aman perahu kembali dibalikkan lagi. Kemudian melaksanakan ekspedisi, seperti  permainan tali, tali satu, tali dua, tali tiga, naik turun jaring, menembak senapan dan pistol, serta lempar pisau danlempar kampak,” pungkas Jenderal TNI Gatot Nurmantyo.
Untuk lebih memantabkan soliditas profesionalisme dan militansi prajurit TNI, Apel Komandan Satuan TNI tahun 2016 diakhiri dengan renungan malam pada pukul 00.00 WIB di Taman Makam Pahlawan Mayjen Sungkono yang dipimpin langsungoleh Panglima TNI Jenderal TNI Gatot Nurmantyo.
Apel Komandan Satuan TNI tahun 2016, yang mengangkat tema “Reaktualisasi Kepemimpinan Komandan Satuan Guna Memantapkan Soliditas, Profesionalisme Dan Militansi Prajurit TNI Dalam Rangka Mendukung Tugas Pokok”, digelar selama dua hari (26 s.d 27 Januari 2016), di dua tempat berbeda yaitu Komplek Koarmatim Dermaga Ujung Surabaya dan Kesatrian Sarang Petarung Marinir, Karang Pilang. (Red)

Kamis, 28 Januari 2016

Tentara Indonesia Pejuang Bangsa Siap Bela Negara Sampai Akhir Hayat


TNI Selalu Jalankan Tugas Dengan Baik

Dalam acara yang diikuti oleh 615 peserta Apel Komandan Satuan TNI tahun 2016 di Gedung Panti Tjahaya Armada (PTA) Koarmatim Surabaya, Jawa Timur (26 Januari), Pembina Forum Komunikasi Purnawirawan TNI-POLRI (FOKO), Jenderal TNI (Purn) Try Sutrisno, menyampaikan bahwa suasana keakraban dan kebersamaan dalam jalinan silaturahmi Apel Komandan Satuan seperti ini menjadi suatu kondisi yang perlu dipelihara guna membina rasa kesatuan yang tinggi dalam pelaksanaan tugas dimanapun juga pada semua tingkatan satuan. Ia pun menambahkan, pengalaman telah menunjukkan bahwa TNI selalu mampu melaksanakan tugasnya dengan baik. Hal tersebut bisa tercapai apabila terjalin saling kerjasama yang baik antar matra, antara TNI dengan Polri, serta rakyat, sebagaimana yang diamanatkan oleh doktrin Sishankamrata.
“Kami yang bergabung di dalam FOKO sadar akan hal tersebut sehingga berusaha terus membina hubungan dengan jajaran TNI dan Polri di pusat maupun daerah, sehingga terpelihara jati diri prajurit pejuang dan pejuang prajurit yang menjadi modal utama kita dalam mempertahankan tetap tegaknya Negara Kesatuan Republik Indonesia berdasarkan Pancasila dan UUD 1945,” ujar Jenderal TNI (Purn) Try Sutrisno. Ia juga menyampaikan bahwa Sistem Teknologi (Sistek) harus selalu mengikuti perkembangan teknologi, akan tetapi Sistem Senjata Sosial (Sissos) TNI harus tetap dikembangkan berdasarkan Pancasila dan Sapta Marga.
Jenderal TNI (Purn) Try Sutrisno menyatakan bahwa tidak banyak negara yang mempunyai identitas sebagai Tentara Nasional, Tentara Pejuang dan Tentara Rakyat, yang secara penuh memiliki kesadaran berjuang bersama rakyat mempertahankan kedaulatan bangsa dan negaranya dalam keadaan bagaimanapun juga.
Dalam acara yang dihadiri oleh Panglima TNI, Jenderal TNI Gatot Nurmantyo, Jenderal TNI (Purn) Try Sutrisno menyampaikan keyakinannya bahwa profesionalisme TNI tidak akan kalah dengan profesionalisme tentara negara lain. Bahkan, TNI mempunyai nilai tambah, yaitu menjadi tentara pejuang yang rela membela negara sampai akhir hayat. Ia pun berpesan agar TNI tetap menjadi satu-satunya kekuatan nasional yang tetap utuh dan tidak berubah, seperti yang diwariskan Jenderal Besar Soedirman.
Puspen TNI

Rabu, 27 Januari 2016

Rusia Produksi Jet Tempur Supersonik T-50 pada 2017


Rusia Produksi Jet Tempur Supersonik T 50 pada 2017


MOSKOW - Tes akhir pesawat jet tempur generasi kelima Rusia; PAK-FA atau Sukhoi T-50, dipastikan rampung pada 2016. Militer Rusia menyatakan, pesawat jet tempur canggih dengan kecepatan supersonik itu akan diproduksi secara serial untuk pertama kalinya pada 2017. Pesawat jet tempur PAK-FA (Perspektif Air Complex Frontline Aviation) sedang diproduksi oleh KnAAPO (Komsomolsk-on-Amur Aircraft Production Association) di Timur Jauh Rusia. KnAAPO merupakan BUMN manufaktur pesawat yang memproduksi pesawat militer dan pesawat sipil seperti Sukhoi Super Jet.

Panglima Angkatan Udara Rusia, Viktor Bondarev, yang baru-baru ini mengunjungi fasilitas produksi KnAAPO, mengatakan kepada RIA Novosti bahwa dia sangat senang dengan perkembangan pembuatan pesawat jet tempur PAK-FA atau T-50. 

Kesebelas pesawat T-50 ada pada tempat tidur dan 60-70 persen sudah siap.Pesawat ini akan memasuki tahap yang terakhir dalam rangkaian tes,” kata Bondarev, kemarin. Dia 100 persen yakin bahwa pesawat jet tempur canggih yang dijuluki “robot terbang” itu akan melewati pengujian pemerintah pada akhir 2016.

Tahun depan pesawat masuk ke dalam produksi serial,” ujarnya. Pada saat ini,pesawat jet tempur PAK-FA didukung dengan dua mesin AL-41F1 yang memungkinkan untuk terbang dengan kecepatan jelajah supersonik, yakni mencapai2.600 km/jam
Pesawat PAK-FA sempat terbakar di Zhukovsky Airfield di dekat Moskow saat uji coba. ”Pesawat telah dipulihkan dan telah terbang. Ini berfungsi sebagai bukti pesawat sangat dipertahankan, kita perlu mesin seperti itu,” ujarnya Bondarev.


Selasa, 26 Januari 2016

Rusia Kembangkan Pesawat Tempur Yang Mampu Lampaui Kecepatan Rudal

mig 41 4
Pesawat pencegat supercepat MiG-41 memang belum selesai dirancang oleh Biro Desain Pesawat Militer Mikoyan. Namun, rancangan akhir mungkin sudah akan siap dalam beberapa tahun mendatang, dengan jadwal diproduksi massal sebelum tahun 2025.
Memang banyak hal yang tidak diketahui tentang pesawat MiG-41, sama seperti proyek modern tingkat tinggi lainnya, yang selalu bersifat rahasia. Akan tetapi yang pasti, Biro Mikoyan telah bekerja pada desain pesawat pencegat jarak jauh ini berdasarkan rancangan MiG-31. Sejak tahun 2013, telah ada rencana untuk menggantikan pesawat tempur MiG-31 yang memasuki masa pensiun pada tahun 2028.
Meskipun MiG-31 menjadi salah satu pesawat militer tercepat yang ada saat ini, tetapi pada akhirnya harus ada yang lebih baru dan lebih maju dari pesawat tersebut.
MiG-41 berusaha mencapai kesuksesan berbagai pesawat tempur pendahulunya, bahkan saat ini berusaha untuk melampaui pesawat tanpa awak (drone) hipersonik yang sedang dikembangkan oleh Amerika Serikat. Drone hipersonik tersebut kabarnya tidak dapat dikejar oleh kecepatan rudal yang ada, kecuali S-500 Rusia disebut-sebut mampu menembak jatuh drone tersebut.
Salah seorang anggota Komite Pertahanan Negara Duma, Alexander Tarnayev menyatakan bahwa MiG-41 akan melanjutkan seluruh keunggulan yang dimiliki oleh pesawat tempur pencegat MiG-31.
Rusia Kembangkan Pesawat Tempur yang Mampu Lampaui Kecepatan Rudal (© Sputnik/ Evgeny Biyatov)
Rusia Kembangkan Pesawat Tempur yang Mampu Lampaui Kecepatan Rudal (© Sputnik/ Evgeny Biyatov)
Untuk mewujudkan kemampuan yang diharapkan, akan banyak pengujian dilakukan. Bahkan mungkin, akan ada ratusan MiG-31s yang dirombak dan dimasukkan ke dalam Angkatan Udara Rusia untuk dilakukan perbaikan.
Memang belum diketahui terkait fitur utama yang dimiliki MiG-41, tetapi satu hal yang jelas, pesawat ini akan terbang lebih cepat dari kecepatan rudal. MiG-41 dirancang untuk terbang dengan kecepatan Mach 4.0 dan bahkan Mach 4.3, sehingga menjadikannya pesawat tercepat yang mampu melawan agresi apapun.
Sputnik News

Minggu, 24 Januari 2016

2017 Prototype Hasil Kerjasama Antara Indonesia - Turki Selesai

Prototype medium tank hasil kerjasama Indonesia dengan Turki dijadwalkan akan selesai pada tahun 2017 dan siap untuk menjalani serangkaian uji coba sebelum di produksi massal. Hal ini disampaikan oleh pejabat terkait beberapa waktu lalu bertepatan dengan pertemuan lanjutan antara Turki dan Indonesia membahas progress kerjasama ini.

Dua unit prototype direncanakan akan dibangun, dimana satu unit akan dibangun di PT Pindad Indonesia dan satu unit di FNSS – Turki. Selanjutnya kedua prototype ini akan di ujicoba lebih lanjut untuk menyempurnakan designnya sebelum di produksi massal. PT Pindad sendiri diharapkan akan mampu mandiri untuk memproduksi medium tank ini untuk memenuhi kebutuhan alutsista TNI AD dimasa medantang.

Mediun tank yang dikembangkan ini merupakan varian baru yang disesuaikan dengan kebutuhan militer Indonesiadan Turki. Medium Tank ini nantinya akan memiliki bobot yang lebih rendah dari main battle tank (MBT) Leopard yang sudah dimiliki Indonesia. Bobot medium tank ini nantinya diharapkan hanya mencapai 25 ton, jauh lebih ringan dari MBT Leopard yang mencapai 60 ton.

Medium tank ini akan menggunakan cannon 105mm dan dilengkapi dengan senjata senapan mesin. Di Indonesia sendiri, medium tank ini tampaknya akan diarahkan untuk menggantikan alutsista tua TNI AD seperti tank AMX, Scorpio dan lainnya yang jumlahnya sangat banyak. Dengan usia yang sudah tua dan tertinggal secara teknologi, maka sudah saatnya pemerintah Indonesia mencari pengganti tank tua ini. Dan project medium tank ini tampaknya akan menjadi jawaban atas kebutuhan militer Indonesia ini.

Tank Scorpion milik TNI AD salah satu alutsista yang sudah cukup tua yang masih operasikan militer IndonesiaTank Scorpion milik TNI AD salah satu alutsista yang sudah cukup tua yang masih operasikan militer Indonesia. Image Source : Wikipedia.org


Pengembangan medium tank ini sendiri adalah kerjasama antara Indonesia dan Turki yang sudah dilaksanakan sejak tahun 2014 yang lalu. Kedua negara bersepakat untuk mengembangkan medium tank baru yang sesuai dengan kebutuhan kedua negara. Dalam pengembangan medium tank ini dari awal, masing-masing negara diwakili oleh industry pertahanan masing-masing. Indonesia diwakili oleh PT Pindad Indonesia, sedangkan Turki sendiri diwakili oleh perusahaan industry pertahanannya yaitu FNSS Turki.

Dipilihnya Turki sebagai partner Indonesia dalam mengembangkan medium tank ini bukan tanpa alasan. Hal ini didasari fakta bahwa Turki termasuk negara yang sudah berpengalaman cukup panjang dalam mengembangkan tank untuk memenuhi alutsista mereka. Pengalaman Turki akan sangat berharga bagi industry pertahanan Indonesia.

Jumat, 22 Januari 2016

Dua Kapal Basarnas Buatan Batam Siap Diluncurkan



Kapal-Basarnas_Dalil-Haraha


Dua dari lima kapal penyelamatan Basarnas diluncurkan di PT Karimun Anugerah Sejati, Kamis (19/11). Hadir meresmikan dua unit kapal tersebut Kepala Basarnas Marsekal Madya TNI Felicianus Henry Bambang Soelistyo. Dua kapal nasional yang diresmikan yakni Kapal Nasional (KN) SAN Kresna 232 dan KN SAR Wisanggeni 236. Kedua kapal tersebut memiliki panjang 40 meter, tinggi 4 meter, lebar 7.6 meter dengan kecepatan 27 knot. Kapal ini juga disertai alat pendeteksi bawah laut sedalam 40 meter dari permukaan laut.
Soelistyo mengatakan, dua kapal tersebut merupakan bagian dari total lima unit yang dipesan. Tiga lainnya diproduksi oleh PT Palindo.“Lima unit kapal ini merupakan kekuatan tambahan untuk melaksanakan pencarian bencana di laut,” ujarnya.
Menurutnya, kapal-kapal tersebut akan ditempatkan di berbagai perairan di Indonesia. Untuk dua kapal yang diproduksi PT Karimun Anugerah Sejati akan ditempatkan di Ambon dan Kupang.
sar-balikpapan-miliki-kapal-operasional
Menurutnya, perusahaan kapal di Batam sudah berpengalaman dan tak asing bagi kalangan TNI dan Polri. “Kita sudah bekerja sama selama 10 tahun untuk pembuatan kapal,” tambahnya.
Kapal tersebut dibiayai melalui APBN tahun 2015. Untuk ke depan pada tahun 2016 rencananya akan ada penambahan empat unit kapal lagi.
“Untuk tahun 2016 kita masih akan membuat 4 unit kapal Basarnas yang didanai anggaran 2016,” tambahnya.
Soelistyo berharap kedua kapal KN SAR ini bisa dapat menopang kinerja Basarnas dalam penanggulangan bencana dan misi penyelamatan bencana di laut.
“Kecelakaan di perairan indonesia termasuk cukup tinggi. Dengan kesiapan kapal SAR yang kita miliki sangat dibutuhkan,” katanya.
Project Manager PT Karimun Anugerah Sejati, Kuntur Ristyono mengatakan proses penyelesaian kapal tersebut lebih cepat dibanding rencana awal. “Lebih cepat 3 bulan,” katanya singkat.

Batampos.co.id

Rabu, 20 Januari 2016

Kapal Perang PKR ke-3 dan Seterusnya, Sepenuhnya Akan Diproduksi Oleh PT PAL Indonesia

Hobbymiliter.com– Senin lalu, PT PAL Indonesia telah meluncurkan kapal perang ‘perusak’ terbaru jenis Perusak Kawal Rudal (PKR) dalam upacara peluncuran di Galangan Kapal PT PAL Indonesia, Kawasan Tanjung Perak, Surabaya. Kapal Perusak Kawal Rudal (PKR) tergolong jenis kapallight fregatyang merupakan kerjasama transfer teknologi dengan Damen Schelde Naval Shipbuilding (DSNS), Belanda. Kapal ini dipesan oleh TNI AL sebanyak 2 unit. “Kapal PKR ada 2 unit, kapal PKR ke-1 dan ke-2. Yang launching sekarang PKR ke-1,” ujar Direktur Utama PAL, Firmansyah Arifin, Selasa (19/1/2016).
Saat ini pekerjaan fisik kapal PKR telah mencapai 85%, selanjutnya akan melalui finishing hingga seat trial, kemudian baru diserahkan kepada TNI AL. Untuk merancang dan merakit PKR, membutuhkan waktu sekitar 4 tahun yang proses perakitan dilakukan di galangan kapal PAL di Surabaya. Lamanya proses pengembangan PKR bukan tanpa sebab karena PKR merupakan kapal perang canggih yang memiliki kemampuan tempur canggih. Untuk merakit dan memproduksi kapal ini, terdapat 7 modul atau bagian kapal yang harus disatukan.
Untuk kapal PKR ke-1, 5 modul dibuat di PAL dan 2 modul dibuat di Damen, Belanda. Sedangkan kapal PKR ke-2, nantinya sebanyak 6 modul dibuat di PAL dan 1 modul dibuat di Damen. Selanjutnya, modul itu disatukan menjadi kapal perang utuh di PAL di Surabaya. “Untuk PKR ke-3 dan seterusnya semua modul sudah bisa dibuat di Indonesia,” jelas Direktur Utama PAL, Firmansyah Arifin.
Kapal Perusak Kawal Rudal (PKR)
Kapal Perusak Kawal Rudal (PKR)Kapal Perusak Kawal Rudal (PKR)
Untuk fiturnya, Kapal PKR ini memiliki panjang 105,11 meter, lebar 14,2 meter, dan kecepatan 28 knot mampu berlayar selama 20 hari pada kecepatan 14 knot. Selain itu, Kapal PKR Fregate memiliki peralatan peperangan bawah air lengkap, seperti senjata utama penghancur kapal selam berupa torpedo yang dapat membantu proses peperangan bawah air, serta mampu melakukan peperangan udara dengan senjata rudal anti udara.
Sedangkan untuk harganya, PT PAL belum mau merilis harga kapal perang terbarunya itu, karena harga kapal perang bisa berbeda tergantung persenjataan dan kelengkapan yang dipasang. Untuk senjata, pemilihan ditentukan oleh pihak pemesan.

Selasa, 19 Januari 2016

Indonesia Ekspor Kapal Perang Canggih Pertama ke Filipina Mulai Juni 2016

Jakarta - PT PAL Indonesia (Persero) bakal mengekspor kapal perang perdana made in Surabaya pada Juni mendatang. Ekspor kapal perang ini untuk memenuhi pesanan 2 kapal jenis Strategic Sealift Vessel (SSV) ke Filipina. "Ini pertama dalam sejarah Indonesia ekspor kapal perang. Dari tender internasional terbuka yang kita ikuti, sebanyak 2 kapal SSV," kata Direktur Perencanaan dan Pengembangan PT PAL, Eko Prasetyanto, kepada detikFinance.
Dibuat dalam kurun waktu 24 bulan, 2 kapal perang ini akan diluncurkan pada 18 Januari. Sementara, pengiriman kapal ke Filipina akan dilakukan pada Juni 2016, setelah proses penyelesaian akhir di galangan Surabaya rampung. Eko mengungkapkan, kapal multipurposed SSV hampir sama dengan dengan jenis kapal perang lain produksi PT PAL yang saat ini dioperasikan TNI-AL.




“Hampir sama bentuknya dengan KRI Banda Aceh dan KRI Banjarmasin, di mana SSV ini bisa mengangkut puluhan tank dan helikopter, saya lupa pastinya. Nilai masing-masing setiap kapal adalah US$ 45 juta,” ujarnya. Dia menjelaskan, kapal perang ini sendiri memiliki panjang 123 meter, lebar 21,5 meter, dan bobot 10.300 ton dengan berat yang bisa diangkut atau Gross Register Tonnage (GRT) sebesar 7.400 ton.

“Kapal perang ini memiliki kecepatan 16 knot dengan endurance (ketahanan berlayar tanpa mengisi BBM) selama 3 hari. Total personel yang bisa diangkut dihitung dari jumlah kamar personel ada 621. Kelengkapan senjata SSV pesanan Filipina ini dilengkapi dengan meriam kaliber 76. Soal senjata itu tergantung pemesan,” pungkas Eko.

Ukraina Kerjasama dengan Polandia Upgrade Tank PT-91


Ukraina akan memasok Polandia dengan drive vertical untuk memodernisasi Main Battle Tank PT-91 Twardy. PT-91 yang merupakan pengembangan dari Tank T-72MI yang telah diproduksi Polandia atas lisensi dari Rusia. Prototipe pertama tank PT-91 selesai dibuat pada akhir tahun 1992 dan menjalani uji coba dengan Angkatan Darat Polandia pada tahun yang sama. Tank PT-91 pertama kemudian memperkuat tentara Polandia pada tahun 1995.
MBT PT-91 Twardy dipersenjatai meriam 125 smoothbore 2A46, meriam yang sama dengan yang dimiliki tank T-72. PT-91 dilengkapi mekanisme pengisian amunisi otomatis dan memberikan kemampuan tembak dari 8 sampai 10 amunisi per menit. Persenjataan tambahan diantaranya senapan mesin koaksikal PKT 7.62 mm dan senapan mesin anti pesawat NSVT 12.7 mm. Bila dibandingkan dengan tank T-72, PT-91 mengalami peningkatan pada lempengan bajanya yang dilengkapi lapisan Explosive Reactive Armour (ERA), peningkatan tenaga dorong dengan mesin diesel S-12U yang berkekuatan 850 Hp atau S-1000 yang berkekuatan 1000 Hp. senapan angin gejluk
tank-pt-91m-naimqlate-blogspot-com
Polandia pernah mengekspor tank PT-91 ke Malaysia, dengan kemampuan yang lebih tinggi dari milik tentara Polandia, yang dilengkapi dengan lapisan ERA-WA type 3, mesin diesel S-1000, sistem tranmisi Hydropneumatic, sistem kontrol tembak dan sistem komunikasi baru,

Senin, 18 Januari 2016

Kekuatan Militer Indonesia

Kekuatan Militer Indonesia 





Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki kekuatan militer terkuat bahkan kekuatan militer Indonesia mengalahkan Australia dan Iran. Kekuatan militer Indonesia berada diatas kedua negara tersebut, jika ditinjau kedua tersebut memiliki teknologi militer tercanggih  bahkan lebih canggih dari pada senjata yang dimiliki oleh Indonesia. Kekuatan militer Iran telah mampu untuk menciptakan Rudal dan teknologi nuklir. Kemampuan rudalnya telah mampu menjangkau belahan dunia lain. Sampai sekarang AS masih belum berani menyerang Iran, terlepas apakah itu sekanario dari AS dan Iran. 

Australia bisa dikatakan selalu dilengkapi dengan teknologi militer tercanggih yang dibeli dari AS. Australia saat ini sedang melakukan pengembangan Jepang untuk menciptakan kapal selam tercanggih. Kapal selam yang di ciptakan ini akan menjadi kapal selam masa depan Australia. 
Lalu bagaiamana dengan kekuatan militer Indonesia saat ini, Kabar Alutsista Terbaru Indonesia datang dari rencana pembelian SU 35 Rusia. Kabar pembelian Alutsista terbaru Indonesia ini menarik perhatian dunia. Untuk Rudal Indonesia masih belum mampu untuk menciptakan, banyak kesulitan yang dihadapi ilmuan Indonesia. Saat ini Indonesia baru mampu menciptakan Roket yang telah di uji cobakan beberapa kali. senapan angin gas

 Jenderal TNI (Purn) Ryamizard Ryacudu selaku Menteri Pertahanan (Menhan) RI menyampaikan pendapatnya untuk menjawab persoalan ini. Beliau mengatakan bahwa kepemilikan banyak Alat Utama Sistem Pertahanan (Alutsista) bukan  menjadi satu-satunya tolak ukur kekuatan militer suatu negara. Yang menjadi tolak ukur terhadap kekuatan militer suatu negara adalah sumber daya manusianya (SDM). Oleh karena itu penting untuk melakukan peningkatan kualitas sumber daya manusia (SDM), Dengan adanya peningkatan sumber daya makan "man behind the gun" menjadi lebih profesional dan memiliki kemampuan lebih baik.

Hasil riset menempatkan Indonesia sebagai negara yang memiliki kekuatan militer yang tangguh dengan posisi ke 12 mengalahkan Iran dan Australia. Indonesia memiliki pasukan elit dan telah menunjukan kebolehannya dengan memperoleh banyak mendali emas dalam berbagai ajang termasuk ajang menembak. Hebatnya militer Indonesia senjata yang nyaris buatan dalam negeri. Dengan keberhasilan ini militer Indonesia menunjukan bahwa Indonesia tidak kalah dari negara lain ditambah kemampuan dari skill individu dari pasukan elit Indonesia dalam menggunakan senjata buatan Indonesia. 

Sabtu, 16 Januari 2016

Kehebatan Robot Gegana Penjinak Bom Karya Anak Bangsa

Kehebatan Robot Penjinak Bom Karya Anak Bangsa

Dalam dunia teknologi Indonesia ternyata tidak kalah dengan negara maju lainnya. Begitu juga polisi Indonesia dalam menciptakan robot penjinak bom milik Gegana Mabes Polri. Dengan biaya yang lebih murah, Gegana Korps Brimob Polri mampu menciptakan robot penjinak bom sekaliber buatan Jerman. "Robot Gegana" itulah nama robot seberat sembilan kilo gram yang lahir pada awal tahun 2012.

Robot berbentuk tank baja tersebut mampu mengangkat benda seberat delapan kilogram bila dalam posisi tangan menekuk dan empat kilo gram bila dalam posisi tangan memanjang. Robot berukuran kurang lebih satu meter dan lebar kurang lebih 40 centimeter tersebut bisa bergerak di segala medan, tanah, berumput, lumpur, tembok, bahkan mampu menaiki tangga. Pembuatan robot tersebut hanya membutuhkan waktu enam bulan dengan biaya yang cukup minim. Awalnya robot yang dilengkapi enam kamera tersebut akan dirancang layaknya ampibi sehingga bisa berjalan di air. Tetapi karena keterbatasan biaya riset, akhirnya robot tersebut dibuat seperti tank baja mini dengan ban rantai yang terbuat dari karet. senapan angin pcp

Sementara bodinya terbuat dari alumunium. Petugas stand Korps Brimob dalam acara pameran pelayanan Polri di Silang Monas. Brigadir Aprinal Chan menjelaskan bahwa robot gegana tersebut sengaja didesain ringan supaya tidak mudah habis baterainya. "Jalannya memang tidak terlalu gesit, tetapi kekuatannya bisa sampai satu jam baterainya," katanya. Robot tersebut digerakan dengan remot kontrol dan bisa dikendalikan dalam radius 500 sampai 600 meter. Robot tersebut bergerak dengan menggunakan tenaga baterai. "Cukup di cash satu jam, robot ini bisa digunakan selama satu jam," katanya.

Dengan kemampuan dan fungsi yang sama, putra Indonesia sudah mampu menciptakan robot kelas dunia. Biaya pembuatannya memakan dana Rp 350 juta, lebih murah dibandingkan dengan robot penjinak bom buatan Jerman yang harganya mencapai Rp 6 miliar. Pembuatan robot tersebut memakan waktu enam bulan, sehingga membuat negara-negara lain tercengang. Padahal negara lain dalam membuat robot yang memiliki fungsi dan kemampuan yang sama membutuhkan waktu bertahun-tahun.

Rancangan Robot Gegana tersebut didesain tim gegana yang dibantu orang-orang PT Dirgantara Indonesia, sehingga konsepnya seperti pesawat terbang. "Robot ini baru dibuat satu buah. Setelah selesai langsung diserahkan kepada Gegana," ucapnya.
Proyek pembuatan robot Gegana tersebut melalui proses tender yang dimenangkan sebuah perusahaan, tetapi untuk rancangan dan desainnya dibuat orang-orang Brimob, sehongga perusahaan yang memenang tender hanya melaksanakan pembuatan sesuai keinginan desainernya. Robot tersebut berfungsi untuk memindahkan bahan peledak dan mengurainya.


Sumber. TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA

Kamis, 14 Januari 2016

Senapan Sniper Indonesia Gegerkan Dunia


Senapan Sniper Indonesia Gegerkan Dunia
Jakarta – Penembak runduk. Istilah itu bisa ditelusuri sejak tahun 1770-an, di kalangan prajurit kolonial Inggris di India. Barang siapa mahir memburu burung snipe yang konon sulit ditembak, maka ia berhak mendapat julukan ‘sniper’. Seiring berlalunya waktu, sniper mengalami pergeseran arti. Yakni, prajurit infanteri yang secara khusus terlatih untuk mempunyai kemampuan membunuh musuh secara tersembunyi dari jarak jauh dengan menggunakan senapan.
Indonesia baru kehilangan sniper legendaris yang diakui dunia, Tatang Koswara, yang meninggal dunia pada 3 Maret 2015. Namun, Bumi Pertiwi menghasilkan kebanggaan yang lain, senapan penembak runduk (SPR) yang diproduksi PT Pindad: SPR 2. SPR ini bukan sembarang senjata. Pelurunya bisa menembus tank baja. Dan bahkan, ada peledak di balik munisi tersebut yang bisa menghancurkan kendaraan tempur dalam sekejap. Lebih hebat lagi, SPR 2 juga memiliki jangkauan tembak hingga 2 kilometer (km). Kemunculannya menggemparkan dunia sniper.
“Senjata yang mendunia, kalau kita fokus ke senjata, kita punya SS-1, SS-1 dan beberapa varian. Kita juga punya SPR-2 yang baru kita launching dan langsung dibeli oleh Kopassus,” kata Direktur PT Pindad Silmy Karim kepada Liputan6.com. Mantan Staf Ahli Komite Kebijakan Industri Pertahanan (KKIP) itu menambahkan, senjata-senjata yang merupakan produk unggulan Pindad,  kualitasnya sudah teruji. Siap digunakan di medan tempur. “Dan ternyata memang bisa diterima dan malah lebih unggul dari pada produk impor,” ujar dia.
Secara rinci, SPR 2  berkaliber 12,7 mm x 99 mm, panjang senapan 1.755 mm, berat keseluruhan 19,5 kg, panjang barel 1.055 mm, kapasitas peluru antara 5-10 butir. Rifling atau alur spiral berulir pada bagian dalam laras senjata api ini yakni 8 grooves, RH 381 mm (15”) twist. Kecepatan rata-rata lesatan peluru 900 meter per detik dan jangkauan 2 km.


Menurut Silmy, keistimewaan SPR 2 ini dibanding senapan dari negara adalah terletak pada jangkauan, ketepatan, dan silencer atau peredam suara hentakan dari tembakan. Silencer yang dipasang bisa menurunkan hentakan suara tembakan sekitar 20-30 desibel. Senjata ini juga dilengkapi perangkat night vision dan teleskop dengan pembesaran ukuran 5-25 kali. “Senjata kita ini ada peredam dari recoil-nya (hentakan), yang ini cukup membuat kesulitan bagi produsen lain dalam mendesain produk yang digunakan oleh sniper. Di samping itu, senjata sniper ini relatif sangat khusus. Dalam arti tidak massal di mana tingkat ketelitiannya harus maksimal,” ungkap dia.
Direktur Pindad ini mengakui manfaat ekonomis dari pembuatan SPR 2 ini sebenarnya tidak terlalu besar. Tapi ia menekankan, keberhasilan pembuatan senapan runduk tersebut membuktikan bahwa Indonesia mampu menciptakan alutsista yang inovatif dan mutakhir. “Untuk membuat sniper ini, effort-nya (usahanya) banyak, tetapi secara ekonomis, manfaatnya tidak terlalu banyak. Tetapi kita dalam hal ini melakukan dalam konteks kemandirian. Dalam konteks kita mampu membuat senjata yang dapat digunakan oleh sniper,” kata Silmy. Senapan Angin Gas 
Kepada Liputan6.com, teknisi Pindad Diding Sumardi menunjukkan wujud senapan SPR 2, aksesoris, dan berbagai pelurunya. Ada tiga jenis peluru yang bisa digunakan, yakni MU3 M yang dipakai untuk latihan menembak, MU 3 SAM yang bisa menembus kendaraan, dan MU 3 BLAM yang tidak hanya menembus kendaraan tapi juga bisa meledakkan target. Atas kemampuannya yang luar biasa, Sniper SPR 2 mendapat pengakuan dari dunia internasional. Terbukti, senapan jitu ini masuk rekomendasi di situs alat utama sistem senjata (alutsista) Weaponsystems.net, bersanding dengan senjata canggih lainnya dari penjuru dunia, seperti senapan runduk Zastava M93 Black Arrow buatan Serbia.
Bahkan, tentara Singapura pernah melontarkan pujian untuk SPR 2. “Good!“, ujar seorang penembak kontingen Angkatan Darat Singapura, sambil terus memandangi dan melihat detail fitur senapan runduk anti material versi SPR-2, yang dipajang di stand PT Pindad di sela-sela kejuaraan tembak ASEAN Armies Rifle Meet (AARM) ke-21, di Depok, Jawa Barat, beberapa waktu lalu. Tak hanya itu, dengan adanya SPR 2 ini, Indonesia bersanding dengan tiga negara lainnya yang mampu membuat senapan runduk serupa, yakni Amerika Serikat (AS) dan dua negara di Eropa.
Dunia militer Indonesia naik tingkat dari sebelumnya. Meski begitu, PT Pindah belum menjualnya kepada negara lain. Sejauh ini, baru Komando Pasukan Khusus (Koppasus) TNI AD yang sudah mengoperasikannya. Mengenai harga per unitnya, SPR 2 ini dibanderol sekitar Rp 200 juta per pucuknya.
Berawal dari Tank ‘Si Jablay’
Produk PT Pindad yang menghentakkan dunia internasional tidak hanya senapan SPR 2, tapi juga panser Anoa. Kendaraan taktis (rantis) ini telah diproduksi sebanyak ratusan unit dan tersebar di Indonesia maupun negara lain. Kepuasaan pelanggan membuat rantis, yang terdiri 5 varian yakni Armored Personnel Carrier, Ambulance, Logistic, Recovery dan Remote Control Weapon System, ini pun tidak pernah luput dari permintaan. Harganya berkisar Rp 25-30 miliar.
Armoured Personnel Carrier atau lebih dikenal dengan Anoa 6 x 6 APC yang khusus mengangkut tentara ini dilengkapi sejumlah peralatan seperti alat deret Winch dengan daya deret 6 ton, Pioneer Set atau tombol pengendali, alat pemadam kebakaran, alat penyejuk Udara, toolkit pengemudi, lampu dan peta, jaring kamuflase, hydraulic rear rampdoor system atau sistem pintu hidrolik, smoke grenade dischargers atau alat peluncur granat berkaliber 66 mm yang jumlahnya 3 di kanan dan 3 di kiri kendaraan.
Panser ini juga bisa dilengkapi beberapa fitur opsional seperti sistem komunikasi dan pergerakan AM, FM Radio dan Intercom Set, GPS, NVG, Add -on. Kemudian ada keramik lapis baja Armament; sistem remote control RCWS-Cal 7,62/12,7 mm (remote control weapon system), dan senjata di bagian belakang senapan mesin ringan 7,62 mm. Anot 6 x 6 APC ini berjalan naik hingga 45 derajat dan turun 10 derajat, serta memutar 360 derajat.
Anoa lain yang tak kalah canggih adalah Recovery dan Remote Control Weapon System (RCWS). Spesifikasinya serupa dengan Anoa APC. Hanya fungsinya berbeda. RCWS memiliki keunggulan dengan sistem remote control, sehingga tentara tidak perlu naik ke atap untuk menembakkan senjata.
Untuk Anoa Ambulance memiliki fungsi khusus mengangkut korban yang muatannya lebih banyak dan dilengkapi anti-peluru. Sedangkan Anoa Logistic untuk mengangkut berbagai macam barang, seperti peluru, makanan dan tenda. Anoa Recovery untuk memperbaiki persenjataan yang rusak, termasuk sebagai mobil derek.


Awal dibuatnya Anoa tidak lepas dari operasi militer yang dilakukan di Aceh pada tahun 2003. Saat itu, TNI Angkatan Darat (AD) meminta kendaraan lapis baja untuk transportasi pasukannya. Pindad pun merespons dan mengembangkan kendaraan angkut personal ringan atau APRV-1V yang berbasis chasis truk komersial pada tahun 2004. Sayangnya proyek 40 unit yang dipesan TNI AD ini terpaksa dibatalkan karena bencana tsunami pada akhir Desember 2014.
Tidak berputus asa, dengan dibantu Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi, PT Pindad terus menyempurnakan APR-1V varian 4X4 tersebut. Akhirnya mereka berhasil mengembangkan panser sesuai tantangan Jenderal (Purn) Endriartono Sutarto, Panglima TNI saat itu, bernama APS1-V1 atau yang dijuluki “Si Jablay” oleh PT Pindad.
Pengembangan berbagai varian pun terus dilakukan, hingga akhirnya di penghujung tahun 2007 terjadi momen kebangkitan PT Pindad, seperti yang dilontarkan Jusuf Kalla, Wakil Presiden saat itu. Pemerintah Indonesia memesan 150 panser ke PT Pindad dengan nilai kontrak Rp 1,1 triliun. Ratusan panser itu kemudian digunakan oleh TNI AD. Kejadian ini menjadi momen bersejarah karena menjadi order terbesar sejak Pindad berdiri pada tanggal 29 April 1983. Seperti yang disampaikan Direktur Teknologi dan Pengembangan, Ade Bagdja seperti tertulis di buku “Pijakan untuk Kemandirian Alutsista” 30 Tahun PT Pindad.
“Yang harus diketahui oleh generasi mendatang adalah perjuangan kita untuk membayar itu. Demi bangsa dan negara, kita mesti bekerja 24 jam sehari, 7 hari seminggu. Pada tahun itu (2008), kami hanya mendapat libur 1,5 hari. Sehari Idul Fitri, setengah hari Idul Adha. Bahkan, saya dan ada beberapa yang lain sempat dibekali koper oleh istri karena hanya pulang ke rumah untuk mandi dan makan saja,” ungkap pria berkaca mata itu.
Kerja keras dan perjuangan pengembangan Panser Anoa pun berbuah hasil. Saat ini. ada ratusan unit yang diproduksi PT Pindad. Pengembangan kendaraan ini pun dikembangkan salah satu perusahaan yang tergabung dalam BUMN Industri strategis ini. Direktur Operasi Produk Hankam PT Pindad, Tri Hardjono mengungkapkan, pihaknya sudah menyiapkan beberapa varian terbaru. Seperti panser Anoa menggunakan senjata kanon 20 mm, versi amphibious hingga menggunakan meriam canon 90 mm. Dalam pengembangan ini, PT Pindad tidak sendiri. Selain menggandeng mitra dari luar negeri, sejumlah perusahaan Tanah Air baik negeri maupun swasta turut membantu mengembangkannya.
“Ini sudah menggunakan system automatic, yang mahal di sistem senjata adalah sistem penembakannya. Nah ini yang harus kita kuasai dan Pindad untuk sementara belum masuk di elektronik dan optiknya. Ini akan didukung oleh instansi lain seperti BPPT, PT Inti, PT Len, dan lain-lain,” imbuh Tri.


Kini Panser Anoa buatan PT Pindad telah mendapat pengakuan dunia internasional. Sewaktu di Lebanon pada Oktober 2014 lalu, Panser Anoa yang dibawa TNI dinyatakan layak bertugas oleh (United Nations Interim Force in Lebanon/UNIFIL) dalam misi perdamaian. Lapisan baja dan rangka Anoa dinyatakan memiliki tingkat Stanag 3, yang bisa menahan peluru kinetis hingga 7,62×51 mm Armor Piercing standar NATO dari jarak 30 meter dengan kecepatan 930 m/s. Anoa juga bisa menahan ledakan ranjau hingga massa 8 kg di bagian roda gardan dan di tengah-tengah badan.
Mimpi Pindad Jadi Produsen Senjata Besar 2023
Sepak terjang PT Pindad tak hanya berhenti di sini. Direktur PT Pindad Silmy Karim menargetkan perusahaannya akan menjadi produsen senjata besar dunia pada tahun 2023 mendatang. Ia berharap target itu bisa tercapai lebih cepat.
“Kalau bisa tidak sampai 2023, saya menargetkan untuk tahun depan sudah kelihatan full range(berbagai jenis senjata) produk pindad. Dan ini boleh dibilang kalau kita mandiri, kita memang sudah mandiri kok,” ujar Silmy.
Dijelaskan dia, PT Pindad baru bisa dikatakan sebagai produsen senjata besar dunia jika telah memproduksi berbagai senjata dan amunisi. Misalnya, ada peluru kaliber besar dan kecil serta peluru kendali (rudal) dan jet tempur mutakhir. Namun persero tersebut tentu butuh dukungan dana dari pemerintah yang lebih besar.
“Anggaran pertahanan Amerika Serikat adalah 30 persen dari US$ 700 ribu per tahun. (Anggaran di) Indonesia baru untuk total industri dalam negerinya paling 5 persen. Sudah kecil, besarannya kecil pula persentasinya,” papar Silmy. “Tapi kita nggak apa-apa dalam arti kan kita punya cita-cita didorong ataupun tidak didorong, kita harus maju. Kalau kita mau cepat maju ya harus didorong, harus cepat dibantu.”
Sejauh ini, langkah PT Pindad untuk ‘go internasional’ sudah dekat dengan banjir pesanan dari luar negeri, termasuk dari Thailand, Filipina, Timor-Timur, Singapura, dan Malaysia. Menurut Silmy, penjualan terbesar di PT Pindad adalah amunisi atau peluru. PT Pindah hingga kini telah menghasilkan hampir seluruh range ukuran kaliber.
“Sekarang kita mendalami amunisi berkaliber besar 105, 90, 76, 155, 30, 40. Untuk medium sedang, tahun ini kita rencananya untuk amunisi medium sedang dan medium besar,” kata Silmy.


Dalam mengembangkan amunisi ini, PT Pindad akan bekerja sama dengan perusahaan pembuat senjata dari negara lain dengan proses alih-teknologi dan juga menjaring market internasional. Setelah mendapat ilmu dari pihak luar, PT Pindad kemudian akan mengembangkannya menjadi lebih canggih.
Selain amunisi, PT Pindad juga tengah mengembangkan panser amfibi yang bisa bermanuver di air dan danau. Namun kendaraan taktis tersebut baru bisa tahan di laut dengan ombak pada level tertentu.

“Nanti pengembangannya kita bisa sendiri seperti halnya pada waktu kita berkerjasama dengan pihak luar. Itu kan dengan (pembuatan senapan) SS 1 awalnya, tetapi pada akhirnya kita bisa membuat SS2. Nah pola ini kan sudah proven, nah ini kita pakai. Tidak ada salahnya kan untuk kendaraan kita bisa kerjasama dengan luar negeri untuk yang roda rantai,” papar Silmy.
Untuk mewujudkan semua ini, selaku orang nomor 1 di Pindad saat ini, Silmy mengajak dan mengimbau jajarannya untuk lebih bersemangat untuk membuktikan kepada dunia bahwa produk lebih unggul dibanding negara lain. Selain itu, ia juga selalu memberikan kewenangan kepada bawahan yang muda dan enerjik yang bisa terus memperbaharui teknologi dan mengejar pasar penjualan senjata.
“Saya bilang sama teman-teman di sini kita jangan jago kandang gitu. Kita harus bisa menang di luar. Saya dorong itu dan saya pilih penanggungjawabnya yang memang enerjik dan masih muda. Bahkan saya bilang ke mereka, kenapa kamu nggak ke luar negeri gitu untuk mencari pasar. Dan itu adalah salah satu cara untuk memperkenalkan (produk Pindad),” jelas Silmy.
“Menurut saya, kita masih belum memperkenalkan produk-produk unggul kita keluar. Tapi kalau masalah harga, kualitas kita tidak kalah. Yang masih belum kita lakukan pembenahan adalah di layanan purnajual ini yang lagi saya tata.”
Silmy menjelaskan, karakteristik di industri senjata sangat berbeda dengan industri biasa. “Karena industri defence (pertahanan itu tidak seperti industri pada umumnya. Kedekatan network itu adalah salah satu kunci untuk melakukan ekspor,” imbuh dia.
Meski demikian, upaya keras PT Pindad untuk menjadi produsen senjata internasional dirintangi hambatan. Menurut Silmy, PT Pindad  yang berada di bawah naungan Kementerian BUMN sulit untuk berkembang lantaran keputusan dan kebijakan harus diputuskan melalui sejumlah proses yang disepakati bersama. “Saya daripada harus menunggu atau kendali di kita lebih baik saya bikin (kebijakan) sendiri. Kalau sudah jadi saya baru melapor, tolong di-support (dukung) produk ini untuk dibeli.”
Kendala lainnya adalah ketika yang melakukan riset adalah pihak lain, bukan Pindad. Silmy lebih memilih untuk melakukan riset secara mandiri dan bekerja sama dengan mitra asing. “Bukannya saya inginnya cepat-cepat, tapi karena kita sudah tidak ada waktu lagi untuk kita tidak berlari. Itu yang saya bilang ke teman-teman agar melakukan aktivitas yang lebih baik,” tandas Silmy.
Indonesia Makin Disegani
Wakil Komandan Satuan (Wadansat) 81 Penanggulangan Teror Kopassus Letkol Infanteri Murbianto yang ditemui Liputan6.com pada ajang Danjen Kopassus Cup 2015 mengungkapkan, perkembangan persenjataan di PT Pindad cukup membanggakan. Menurut dia, PT Pindad berhasil menunjukkan senjata produksi dalam negeri memiliki kualitas Internasional.
“Untuk saat ini akurasi dan daya tahan itu cukup bagus, kalau berat relatif ada juga memang yang beratkan tapi mungkin tapi kalau dibanding M-16 lebih berat SS-1. Tapi kalau akurasi terutama di jarak 100 -200 itu cukup bagus,” ungkap Murbianto di markasnya, Cijantung, Jakarta Timur.
Hal senada disampaikan Mayor Infanteri Faizal Izudin, Ketua tim kontingen TNI dalam ajang kompetisi nembak Internasional, ASEAN Armies Rifle Meet (AARM) ke-24 yang digelar di Vietnam pada tahun 2014 silam. Kata dia, menggunakan senjata produk dalam negeri dari PT Pindad membuat TNI disegani negara lain.
“Memang pada saat pelaksanaan AARM kemarin khususnya pada cabang Senapan maupun Carabine kita menggunakan produk dari Pindad. Ada SS1 maupun SS2 V2. Senjata ini kualitasnya tidak kalah dengan senjata-senjata lain seperti M-16  karena terbukti hasil penembakannya, kami masih bisa merebut juara umum,” ucap Pria yang bertugas di Komando Pasukan Khusus atau Kopassus ini.
Faizal menilai kemampuan individu dan skill TNI yang baik harus juga harus selalu bersinergi dengan persenjataan yang mendukung. Terbukti, apa yang telah diperjuangkan TNI dan PT Pindad mendapat apresiasi yang luar biasa. “Dengan nilai-nilai yang kita dapatkan selama latihan maupun pertandingan khususnya, otomatis secara tidak langsung membuat penembak negara lain melihat senjata kita,” tuturnya.
Dia berharap PT Pindad terus berinovasi, berkreasi dan tidak menutup komunikasi dengan para petembak di lapangan demi memperbaiki dan mengembangkan kualitas senjata. Terlebih, menurutnya, perkembangan persenjataan negara lain semakin di-upgrade kualitasnya.
“Sudah otomatis, sebagai anak bangsa kita cukup bangga senjata yang dibuat sendiri kualitasnya tidak kalah produk-produk yang kelas dunia. Kita makin bangga bukan hanya mampu menyaingi bahkan mampu mengungguli karena nilai-nilai kita dapatkan juga bisa bersaing, namun kita tidak harus berpuas diri dan selalu mengevaluasi agar ke depan makin baik lagi,” harap Faizal.
Selain Faizal, Murbianto juga berharap sejumlah kekurangan kualitas senjata yang ditemukan di lapangan diharapkan bisa menjadi pelajaran untuk teknisi PT Pindad dalam membuat lebih baik untuk ke depan. Pihaknya pun siap membantu PT Pindad menyempurnakan senjata-senjata tersebut.
“Mungkin masalah standarisasinya perlu diperhatikan lagi, jadi setiap senjata yang dibuat kalau bisa sama semua. Kadang-kadang kami temukan senjata ini bagus namun dengan tipe yang sama tapi berbeda kualitasnya. Kita harapkan standarisasi Pindad lebih diketatkan lagi dan betul-betul memiliki kualitas sama dan bagus,” tandas Murbianto. ( Liputan6.com )