Prototype medium tank hasil kerjasama Indonesia dengan Turki dijadwalkan akan selesai pada tahun 2017 dan siap untuk menjalani serangkaian uji coba sebelum di produksi massal. Hal ini disampaikan oleh pejabat terkait beberapa waktu lalu bertepatan dengan pertemuan lanjutan antara Turki dan Indonesia membahas progress kerjasama ini.
Dua unit prototype direncanakan akan dibangun, dimana satu unit akan dibangun di PT Pindad Indonesia dan satu unit di FNSS – Turki. Selanjutnya kedua prototype ini akan di ujicoba lebih lanjut untuk menyempurnakan designnya sebelum di produksi massal. PT Pindad sendiri diharapkan akan mampu mandiri untuk memproduksi medium tank ini untuk memenuhi kebutuhan alutsista TNI AD dimasa medantang.
Mediun tank yang dikembangkan ini merupakan varian baru yang disesuaikan dengan kebutuhan militer Indonesiadan Turki. Medium Tank ini nantinya akan memiliki bobot yang lebih rendah dari main battle tank (MBT) Leopard yang sudah dimiliki Indonesia. Bobot medium tank ini nantinya diharapkan hanya mencapai 25 ton, jauh lebih ringan dari MBT Leopard yang mencapai 60 ton.
Medium tank ini akan menggunakan cannon 105mm dan dilengkapi dengan senjata senapan mesin. Di Indonesia sendiri, medium tank ini tampaknya akan diarahkan untuk menggantikan alutsista tua TNI AD seperti tank AMX, Scorpio dan lainnya yang jumlahnya sangat banyak. Dengan usia yang sudah tua dan tertinggal secara teknologi, maka sudah saatnya pemerintah Indonesia mencari pengganti tank tua ini. Dan project medium tank ini tampaknya akan menjadi jawaban atas kebutuhan militer Indonesia ini.
Tank Scorpion milik TNI AD salah satu alutsista yang sudah cukup tua yang masih operasikan militer Indonesia. Image Source : Wikipedia.org
Pengembangan medium tank ini sendiri adalah kerjasama antara Indonesia dan Turki yang sudah dilaksanakan sejak tahun 2014 yang lalu. Kedua negara bersepakat untuk mengembangkan medium tank baru yang sesuai dengan kebutuhan kedua negara. Dalam pengembangan medium tank ini dari awal, masing-masing negara diwakili oleh industry pertahanan masing-masing. Indonesia diwakili oleh PT Pindad Indonesia, sedangkan Turki sendiri diwakili oleh perusahaan industry pertahanannya yaitu FNSS Turki.
Dipilihnya Turki sebagai partner Indonesia dalam mengembangkan medium tank ini bukan tanpa alasan. Hal ini didasari fakta bahwa Turki termasuk negara yang sudah berpengalaman cukup panjang dalam mengembangkan tank untuk memenuhi alutsista mereka. Pengalaman Turki akan sangat berharga bagi industry pertahanan Indonesia.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar